Ada apa dengan Lippo dan Meikarta ?
Setelah sekian lama tidak memposting apapun di blog ini, akhirnya saya bersemangat kembali untuk menuliskan artikel-artikel yang isinya merupakan pemikiran liar saya. Dari pada semua nya berlalu begitu saya, ada baiknya saya menuliskan apa yang saya ketahui melalui blog ini
Selamat Membaca
Ada apa dengan Lippo ?
Belakangan ini kasus suap Meikarta telah menjadi trending topik diberbagai media massa. Kasus suap megaproyek yang konon merupakan proyek terbesar yang pernah dibuat oleh Lippo Grup ini, (berdasarkan fakta yang diketahui secara umum) benar-benar mencengangkan publik. Kasus suap ini dilakukan untuk memperlancar urusan perijinan pembangunan kota di dalam sebuah kota (Cikarang) menjadi sorotan tersendiri. Pada awalnya, kota ini (Meikarta) tidak pernah masuk dalam rencana tata kota Pemerintah Daerah Jawa Barat maupun Pemerintah Pusat, akan menjadi kota Mandiri yang mempunyai bisnis distrik, industrial distrik maupun kawan perumahan yang ekslusif dan nyaman untuk hidup.
Pada awal megaproyek ini dibangun, masyarakat berasumsi bahwa pemerintah pusat dan daerah bersikap permisif, bahkan seolah-olah mendukung pembangunan kota ini. Asumsi tersebut muncul ketika Pemerintah berencana membuka Stasiun Kereta Api di Cikarang yang akan dilewati jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Pemerintah juga memfasilitasi masyarakat di sekitar Cikarang dengan membuka Jalur Commuter Line (CL) langsung yang menghubungkan stasiun Jakarta Kota - Cikarang meskipun dengan jadwal pelayanan yang lebih sedikit dibanding CL reguler jalur lainnya.
Namun asumsi dukungan pemerintah terhadap megaproyek tersebut segera berubah 180 derajat ketika beberapa pihak dari Lippo Grup dan Bupati Kab.Bekasi diperiksa oleh KPK atas dugaan kasus suap. Tak hanya itu, kejutan baru juga muncul, ketika Menkominfo secara tiba-tiba mengungkapkan kalau salah satu anak usaha Lippo Group yaitu Bolt dan First Media, di minta untuk membayar utang kepada Pemerintah atas penggunaan frekuensi radio yang sudah menunggak sejak tahun 2016-2018 (Bolt) dan tahun 2016-2017 (First Media) dengan nilai total mencapai 700 Miliar Rupiah.
Dalam hal ini ada dua hal yang menjadi pertanyaan
1. Bagaimana hubungan Lippo Grup dengan pemerintah
2. Mengapa tunggakan utang yang sedemikian besar itu baru di tagihkan saat ini dengan waktu yang berdekatan dengan kasus suap Meikarta.
Silahkan di jawab